Labuha (02/03), Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 152 Ny. dr. Ni Made Restiawati Suarjana, Sp.P. menggagas monyet endemik bacan atau yang dalam bahasa lokal disebut Yakis menjadi salah satu ikon wisata daerah Halmahera Selatan sekaligus sebagai upaya konservasi keberadaan hewan primata yang hampir punah tersebut dan dilindungi berdasarkan UU RI No. 5 Tahun 1990 dan PP RI No. 7 Tahun 1999.
Ide tersebut berawal saat Ketua Persit KCK Koorcab Rem 152 mendampingi kunjungan kerja Danrem 152/Babullah Kolonel Inf I Wayan Suarjana, S.E., M.M. ke wilayah Kodim 1509/Labuha kemudian rombongan menginap di rumah adat kawasan hutan kota, ketika itu terlihat kawanan monyet yang tampak jinak dengan manusia memiliki ciri khas bagian bokong yang berwarna merah tersebut, kemudian Ketua Persit berinteraksi dengan memberikan makanan kepada hewan dengan nama latin Macaca Nigra tersebut. Dengan keberadaan monyet endemik Sulawesi tersebut mengingatkan pada sejumlah objek wisata terkenal di Bali yang memiliki ikonik dengan keberadaan monyetnya seperti di Ubud, Uluwatu, Alas Kedaton, Pulaki dan Sangeh.
Sehingga berdasarkan hal tersebut Ketua Persit berinisiatif untuk menggagas primata Yakis tersebut menjadi ikon wisata di Halmahera Selatan yang diawali dengan upaya konservasi guna melindungi keberadaan hewan yang hampir punah tersebut sekaligus menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan untuk mengunjungi Halmahera Selatan seperti halnya di Pulau Dewata karena pada dasarnya Halmahera Selatan juga memiliki panorama alam yang tidak kalah indah bahkan terdapat beberapa lokasi eksotis yang belum terekspose secara maksimal.
Sementara itu dalam keterangannya Ws. Kapenrem 152/Babullah Kapten Inf Heru Darujito menyampaikan bahwa ketua Persit KCK Koorcab Rem 152 menggagas hewan Yakis Bacan sebagai ikonik wisata dilandasi upaya konservasi keberadaan hewan yang terancam punah tersebut, selain itu juga dapat memberikan keuntungan dalam sektor pariwisata sebagaimana juga terdapat di beberapa lokasi wisata seperti Pulau Dewata Bali maupun di wilayah lainnya yang terkenal dengan keberadaan hewan jenis primata tersebut. (Penrem 152)